Wednesday, June 9, 2010

So... What Do You Think?

Terinspirasi sama salah satu akun twitter dan akhirnya gue jadikan blog, menurut gue segala hal yang dibuat oleh masyarakat kita itu selalu menarik untuk dibahas, dan kesempatan kali ini gue mau ngebahas dan nge-repost tweets salah satu akun yang gue suka, nama nya koko alexander thian, tweets dia emang selalu ngebuka pikiran gue

Lo tau dong siapa dia? Dia itu yang punya akun @aMrazing hari ini tepatnya, dia ngebahas tentang bahasa inggris. Eits, tunggu dulu bukan belajar bahasa inggris cuma pandangan dia tentang sebagian orang yang merasa dirinya lebih baik dari orang lain, penasaran tentang  apa yang di omongin? Oke gue mulai....

Tadi nih si alexander thian, ngomong kaya gini:

Barusan makan di warteg di dekat rumah. Selain soto betawinya yang enak banget, gue menemukan pemandangan menarik. Di depan gue, ada dua orang anak perempuan. Yang satu membelakangi gue, yang satu lagi, duduk menyamping.

Awalnya, gue nggak terlalu memperhatikan mereka. Gue konsen pada kelezatan si soto betawi yang ayamnya banyak banget aku senang! Kata doski nih sob haha
Saat gue menyesap si teh botol, kedua anak ini cekikikan. Salah satunya bilang, “let’s try again.” Gue kaget. Dua anak perempuan di depan gue tadi, mungkin berusia 7-9 tahun. Anak kampung sini. Lusuh. Baju anak perempuan yang duduk menyamping, kotor.

Namun, mereka berbicara dengan bahasa inggris. Konsentrasi gue terpecah. Antara makan, dan mendengarkan ucapan mereka. Anak perempuan yg membelakangi gue, berkata dgn suara lantang, “he can touch with his fingers!” Anak perempuan berbaju kuning, mengulang. “she can smell with her nose!” Anak perempuan berbaju kuning lusuh, kembali mengulangi ucapan si anak perempuan berbaju pink.

“where is your ear?” Tanya anak perempuan berbaju pink. Anak berbaju kuning lusuh, memegang kedua telinganya. Gue langsung nyengir.
“ear! Not ears!” “oh, pegangnya satu aja, ya?” “use english!”, ujar si anak berbaju pink. Anak berbaju kuning lusuh nyengir lebar sekali.

Mendengar mereka belajar bahasa inggris, gue langsung teringat satu hal: kurikulum bahasa inggris yang mau dihapuskan. Sayang sekali...

Cara mereka melafalkan kata dalam bahasa inggris, benar semua, kecuali kata ‘eyes’.
“can you see with your es?”, kata si anak perempuan baju kuning. Gue tersenyum, dan nyeletuk, “bacanya, ‘ais’, dek.” Eh, mereka cekikikan.

Anak perempuan baju pink: ‘ais! Seperti bilang ‘es’. Eyes and ice, bacanya sama!” Anak baju kuning protes: speak english!
Gue ikut tergelak sampai hampir tersedak teh botol. Rupanya si anak baju kuning udah nunggu kesempatan balas dendam

These kids, they are so eager to learn new thing. Kenapa bahasa inggris malah jadi ‘muatan lokal’ aja, ya? :(
Anak baju pink menunjuk-nunjuk buku di depannya. Gue penasaran, dan ngintip. Oh, ternyata buku bergambar, yang kayaknya, digambar sendiri.

Di situ ada gambar bermacam-macam benda. Dari kuping sampai mata. Tampaknya, digambar pake tangan. Gue tersenyum lagi.

Ibu warteg yang melayani gue, sesekali melirik kedua anak itu. Dari matanya, gue bisa melihat, si ibu bangga sekali dengan kedua anak ini.

Ini dia, dua anak kecil yang sedang belajar bahasa inggris di sebuah warteg. :)


Melihat kedua anak ini, gue teringat sama cerita supir taxi express yang meminta pelanggannya berbahasa inggris.

Supir taxi express itu, menjadi bahan tertawaan teman-temannya, dianggap aneh. Lalu, @qnoy2k ngetwit tentang hal ini.
Karena tweet @qnoy2k tentang supir taxi yang mau belajar bahasa inggris di-rt terus, detik sampai metro tv akhirnya memberitakan hal ini.

The positive power of social media emang dahsyat, ya. Si supir diundang ke tv, diwawancarai, dan - kalau nggak salah - dibantu. :)
Kalau ke warteg itu lagi, gue akan nanya-nanya sama si ibu, deh. Pengin tau lebih lanjut tentang kedua anak ini.

Anak-anak kecil itu, belajar bahasa inggris tanpa takut salah mengucap. Orang dewasa, terkadang malah malas belajar karena takut salah.
Typo, grammar yang gak benar, salah pronunciation, itu wajar.. Malu dan takut nggak akan bikin elo tambah jago bahasa inggrisnya.
Yang jago bahasa inggris lalu hobinya menertawakan yang salah dengan maksud menghina: even the native speakers don’t do that.

Yang salah adalah: elo malu, takut, merasa terhina, lalu memutuskan untuk berhenti belajar bahasa inggris. Don’t. Don’t stop.
Gue belum pernah sekalipun ditertawakan bule waktu berbicara bahasa inggris dengan mereka, walau grammar gue ada yang salah
Gak perlu merasa lebih keren, lebih superior, hanya karena bahasa inggris elo lebih baik dari teman elo. Bantuin, jangan dihina.

Ada yang nanya: gimana cara ngebantu tanpa membuat org merasa tersinggung? Karna kebanyakan kita yg tua-tua, lebih cepat tersinggung kalo dikoreksi? - @caaak_ 
Nah, banyak juga yang tersinggung kalau dikoreksi, padahal niatnya beneran membantu.
I think it’s not about what you said, it’s how you said it. Cara penyampaian berpengaruh terhadap persepsi orang yang dibantu.

Ada kok cara ngasih tau tanpa menimbulkan kesan menghina, menertawakan, apalagi merendahkan.
Yang dikoreksi, yuk ah, jangan gampang tersinggung dan belajar berpikiran terbuka. Yang mengoreksi, kasih taunya baik-baik, ya.

‘sorry, setau gue, kalo ‘ini’ maka harusnya sih ‘gini’..’ ‘ini maksudnya past tense, ya? Pake ‘did’ aja, jangan ‘does’. :d’ dst.

“yaelah, gitu aja gak bisa. Bloon. Yang bener itu ‘did’ bukan ‘does’!” “elo gak belajar past tense di sekolah, ya? Did, bukan does! Bego.

Bandingkan dua kalimat tadi. Sama-sama mengoreksi. Mana yang lebih kalian terima?

(komen-komen dari orang yang gue satuin, banyak sih jadi susah mau ambil semuanya, semoga aja bisa menjadi nilai positif yang bisa dipakai yooooo...)

Biasanya kalo mereka (orang bule) gak ngerti maksudnya (karena salah grammar/ pronounciation), mereka akan minta kita jelasin lagi. - @tweesca nah coba bandingkan dengan kebanyakan orang yang bisa di indonesia pasti ga kaya mereka, sebagian loh ga semuanya hehe

Menurutku cara org mengritik atau merespon kritik itu bagian dari kedewasaan. - @alberthienee

Takut salah grammar? Jadi ingat perkataan kokoh disini. Trima kasih kooh... - @unolavy 


Bahasa inggris emang "susah" kok.- @mericahitam



If they keep practicing, i'm sure they will be fluent in english only in 1-2 years.  -@godikago

Fyi koh @amrazing,b.inggris g masuk kurikulum tapi masuk pelajaran tambahan yg wajib diikuti,jadi masi selamad lah adek2 penerus bangsa -@numarillisia

Akan lebih nyaman lagi saat memberitahu menggunakan reply, tidak menempatkan nama acc di akhir atau di tengah :) - @chengengaja

Seketika jadi inget tweet nya sam, mahasiswa / pelajar itu harus kayak padi! Makin tua makin merunduk ... malu. - @skripsit

Ini menurut gue ya guys, setiap orang itu punya  kepintaranya masing-masing, ga ada orang yang terlahir sia-sia, bahkan untuk langsung jadi orang hebat atau pintar pun itu butuh proses, mie instan aja kudu direbus dulu biar mateng.

Jadi intinya kalo lo tahu informasi mengenai ilmu atau wawasan, jangan ngebuat  lo itu bisa seenaknya ngerendahin orang lain.

Gue pun ga bisa untuk aktif berbicara bahasa inggris, kadang adek kandung gue yang koreksi grammar gue, itu gunanya orang lain, orang lain bisa melihat dengan mudah kesalahan kita dan begitu sebaliknya, orang yang ada disekitar kita itu untuk ngebantu apa yang belom terpikirkan oleh kita dan mengingatkan apa yang terlupakan oleh kita tanpa maksud kurang ajar sama yang tuaan, ilangin gengsi supaya kita bisa jauh lebih berwawasan, ubah pola pikir dari sekarang!

"No matter who you are, no matter what you did, no matter where you are come from, you can always change become BETTER version of yourself"

"Whatever you did, people will always judge you"

Saling mengajarkan dan belajar bersama itu solusinya bukan merasa ingin mengajari tapi niatnya buat menjatuhkan, NO CLASS!

Jangan rendah diri dan sungkan untuk berlatih, terlebih lagi untuk rendah diri dengan mereka yang lebih mampu dibanding diri lo sendiri, bukan karena lo itu ga bisa, tapi karena mereka "tahu lebih dulu" sebelom lo, ga ada kata terlambat buat belajar

Ingat jangan merendahkan orang lain apalagi ditempat umum yips! Ciao! Bye~